Hizbul Wathan Mu'allimin. Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 11 Mei 2010

teknik survival 2

TEKNIK SURVIVAL HUTAN II

BIVAK(Tempat Tinggal/Perlindungan Sementara)
Tempat perlindungan sementara yang memenuhi syarat bisa melindungi diri dari hujan, panas, serangga, binatang atauuntuk kebutuhan lain misalnya : posko komunikasi, perbekalan. Maka pembuatannya berdasarkan kebutuhan, namun harus memenuhi syarat pokok dari segi :

Kesehatan

Teknis


A. Maksud dari segi kesehatan :

1. Ada sumber air untuk minum atau masak pada jarak dekat.

2. Mudah mengalirkan air kotor.

3. Tanah mudah menyerap air/lekas kering.

4. Tanah tidak berbau atau beruap. Contoh : kuburan.

B. Maksud dari segi teknis :

1. Dekat sumber bahan.

2. Dekat kayu baker.



Tujuan syarat pokok adalah agar pendirian bivak cepat dan tepat untuk keperluan tugas. Sedang lokasi yang memenuhi syarat adalah :

Daerah ketinggian, bukan disungai kering.

Jangan dibawah pohon dengan ranting lapuk.

Jangan dibawah atau diatas tebing.

Jangan menghadap arah angin.

Tidak dilewati binatang.



Jenis/macam tempat perlindungan :

Alam.

Sementara.

Semi permanent.

Sedang pembuatan bivak dipengaruhi oleh bahan yang tersedia :

Yang ada di alam, misal :

kayu/ranting untuk tiang

sulur rotan/ijuk aren untuk tali

macam-macam daun : nipah, pala, aren, pisang hutan, kelapa, lang-alang, talas dan lainnya untuk atap atau dinding

Bahan yang sudah dipersiapkan, misal :

ponco/jas hujan

plastik besar

bentuknya pun mengacu pada maksud tempat berlindung dibuat yaitu : segitiga, setengah lingkaran, segi empat.



Tempat Perlindungan

Alam : contoh yang lazim ialah ceruk-ceruk atau goa, pohon.

Sementara :

a. dengan ponco : - bisa bentuk miring atau tenda.

- atap lebih rendah membuat suhu didalamnya lebih hangat

b. dengan bahan-bahan ysng tersedia di alam.

Semi Permanen

Menggunakan kerangka, mempunyai dinding dan pintu untuk keluar masuk. Contoh : gubug, tenda/dome.

Untuk daerah yang banyak binatang buas, jarak lantai dari tanah minimal 3 meter.



MEMBUAT API



Perlunya api pada kondisi darurat karena peranannya sebagai penghangat, isyarat, memasak, merebus air, dll.

Unsure pembentuk perapian :

Penyala : kayu kecil, serbuk kayu lapuk, ranting pinus, kulit palmae, lumut kering

Pembakar : kayu mati, dahan kering, rumput, kotoran binatang kering, lemak hewan, arang, gambut.

Api :

Korek api yang baik.

Bila tanpa korek

lensa kamera, lensa teropong (binocular) dengan memfokuskan cahaya matahari pada obyek yang dibakar.

Batu api bila ada.

Gesekan-gesekan bambu kering sampai panas sekali dan timbul bara, dalam keadaan darurat cara ini adalh yang paling mudah dikerjakan dan hasilnya paling optimal.

Dll.



PENGETAHUAN PISAU DAN KAMPAK



Pisau Rimba

Penggunaan

Penggunaan pisau rimba harus dengan cara benar dan tepat dalam melintasi hutan.

Pemakaian yang tepat adalah pengambilan kecepatan dan sudut parang tertentu untuk memperoleh hasil yang baik dan tidak terlalu berat. Kecepatan maksimum diperoleh dengan memegang pisau rimba kuat-kuat dengan ibu jari dan 2 jari lain terlepas, lalu diayun seperti cemeti dengan pergelangan tangan dan ibu jari dan sesaat sebelum kena sasaran dua jari lain yang longgar dieratkan.

Sudut yang baik untuk menebas adalah 45 derajat. Sudut kecil akan menyerempet sehingga membahayakan orang disekitar dan si penebang. Dengan sudut besar pisau akan mental. Miringkan tebasan menjauhi badan dan tidak tegak lurus.

Perawatan

Bila perlu dipertajam, asahlah bagian yang tajam sampai tipis debgan batu licin atau gerenda dan jangan sampai pisau panas agar mata pisau tajamnya tidak berkurang.

Biasakan diberi oli tebal bila tidak dipakai.

Pegangan harus rata agar tidak melepuhkan tangan.



Kampak

Penggunaan

Sudut pegangan kampak bila untuk memotong kayu adalah 45 derajat, bukan mendatar.

Untuk memotong dahan adalah dari batang kearah pucuk pohon dan bukan sebaliknya.

Pengayunan yang tepat akan memberi kekuatan dan memotong dengan beberapa kali pukul lebih dari sekali pukul.

Perawatan

Sama dengan perawatan pisau.



JERAT DAN PERANGKAP



Jerat

Adalah tali Bantu untuk menghubungkan/menarik benda.

Ada bebarapa macam yang bisa digunakan untuk perangkap dan jerat binatang.

Jerat yang mematikan

Jerat mengikat

Mekanisme kerja adalah menjerat leher/jalan nafas.

Obyeknya : binatang buas seperti babi hutan, kera, dll.

Jerat tusuk

Mekanisme kerja seperti anak panah dengan arah tusukan muka, lambung, atau dari atas.

Bisa berwujud jebakan lubang atau tusukan benda runcing.

Obyek : binatang.

Jerat pukul

Mekanisme kerja adalh memukul/menindas obyek dengan benda berat.

Obyek : binatang buas besar.

Jerat/perangkap hidup

Jerat mengikat

Mekanisme seperti jerat 1.a tapi tidak mematikan

Obyek : rusa, menjangan, ayam hutan, dll.

Perangkap kurungan

Mekanisme adalah bila binatang masuk kurungan akan tertutup.

Obyek : sam seperti 2.a.

Perangkap getah.

Perangkap jaring untuk burung atau kelelawar.

Pancing untuk binatang/ikan.

Perangkap khusus

misal : kelapa berlubang untuk monyet.





Thanks to :

Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW.

Ortuku

Anggota WAPEALA

Temen FKM, Kedokteran dan Elektro Universitas Diponegoro yang telah ngasih ilmu

Temen-temen mapala se Indonesia

Alam yang telah memberiku kekuatan dan pengetahuan

Someone in my heart



Daftar pustaka :

Materi pada saat aku belum jadi anggota WAPEALA UNDIP.

Sharing sama anak FKM undip, Kedokteran undip, dan antar mapala di Indonesia.

Diktat materi SAR WAPEALA UNDIP.

Ilmu-ilmu yang pernah aku terapkan dilapangan.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Sekolah Tercinta

Anggota

Tentang Kita

Foto saya
Adalah Dewan Yang Dibentuk Untuk Mengakomodir Suara-Suara Anggota Hizbul Wathan Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Berdiri Bertepatan Pada tanggal 1 Juni 2003, Kepanduan Hizbul Wathan di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta secara resmi dideklarasikan dan diresmikan oleh Kwartir Daerah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kota Yogyakarta.